Senin, 05 Oktober 2009

Gertrude B. Elion: Biokimiawati penemu obat penyembuh leukemia

Ditulis oleh Yulianto Mohsin pada 03-09-2004

Di dalam kantornya yang kecil dan sedikit berantakan, ada beberapa map yang Gertrude Belle Elion simpan dengan baik. Di dalamnya ada surat-surat berisikan cerita-cerita yang menyentuh hati:

Yth. Doktor Elion:
Terima kasih! Berkat kerja keras Anda, dedikasi Anda yang sangat tinggi, obat penyembuh penyakit reticulum cell sarcoma anak saya berhasil ditemukan ketika dia berumur 15 tahun. Setelah menjalani operasi cobaan yang menemukan tumor besar di dalam dan di luar perutnya dan juga di kandung kencing serta tumor-tumor kecil lainnya di sekitar perut, dia diramalkan akan meninggal. Tumor-tumornya tidak pernah diambil dengan cara operasi, tapi ia menjalani terapi 6-mercaptopurine dan prednisone dengan radiasi yang banyak. Sekarang, 17 tahun kemudian, dia sudah bahagia menikah dan menjadi seorang kimiawan. Saya selalu menanyakan ke Yang Maha Kuasa untuk memberikan bimbingan dan inspirasi kepada para periset dalam kerja mereka. Sekarang saya tahu untuk siapa saya berdoa.

Dengan tulus,
Ibunya Jim

Yth Ibu Elion:
Ketika sedang membaca artikel mengenai hadiah Nobel Anda, saya diliputi perasaan takjub bukan main. Anak lelaki kecil saya dua tahun lalu didiagnosis mengidap penyakit lymphocytic leukemia. Sejak saat itu, dia meminum dua pil 6-mercaptopurine setiap malam. Di lingkungan keluarga kami, obat tersebut dikenal dengan nama 6-MP. Kami sudah lama bertanya-tanya siapa yang menemukan obat ini. Sekarang kami tahu. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga atas kontribusi Anda yang telah membantu menyelamatkan satu nyawa manusia yang sangat dekat dengan saya. Untuk itu, izinkan saya menyampaikan ungkapan rasa syukur paling mendalam dan yang paling tulus, terima kasih!

Rabbi P.

Gertrude Elion - Trudy seperti yang dipanggil oleh kawan-kawannya - menyimpan surat-surat seperti ini karena isinya sangat menggembirakan hatinya. Untuk Trudy Elion, biokimia bukanlah ilmu pengetahuan abstrak. Tekadnya untuk menyembuhkan penyakit selalu mendapat inspirasi dari orang-orang biasa. Menemukan obat-obat bukan hanya merupakan karir bagi Trudy Elion, tapi merupakan misinya di dalam hidup.

Elion adalah figur yang unik di riset obat-obatan. Dia adalah salah satu ilmuwan di industri dan salah satu penerima hadiah Nobel di bidang sains yang tidak memiliki gelar S3. Risetnya merevolusi ilmu kedokteran dan cara pembuatan obat. Dia berhasil membuat transplantasi organ berhasil. Obat-obatnya membantu mentransformasi penyakit leukemia pada anak kecil dari suatu penyakit yang fatal menjadi penyakit yang 80% pengidapnya sembuh. Dia juga mengembangkan obat untuk herpes dan nyeri sendi, yang bisa berakibat fatal bagi pasien kemoterapi. Dia pula yang mengembangkan obat pertama yang menyerang virus-virus HIV. Risetnya memberikan fondasi untuk AZT, obat yang selama beberapa tahun adalah obat satu-satunya yang disetujui Federal Drug Administration (lembaga administrasi obat-obatan AS) untuk mengatasi pasien-pasien AIDS.

Yang lebih penting lagi selain menemukan obat-obat ini, Elion membantu cara baru penemuan obat-obatan. Ketimbang memakai metode uji coba (trial and error), dia dan kolaboratornya George Hitchings mempelajari perbedaan-perbedaan yang sangat susah dideteksi antara bagaimana sel-sel normal dan sel-sel abnormal bereproduksi. Dengan cara ini, mereka mengembangkan obat-obatan yang bisa menginterupsi siklus kehidupan sel-sel abnormal tanpa merusak sel-sel yang normal.

Masa mudanya, Trudy seorang gadis pemalu dan kutu buku yang memiliki rasa keingintahuan yang amat besar terhadap ilmu pengetahuan. “Tidak peduli apakah itu sejarah, bahasa, atau sains. Saya menyerap semuanya.” Idola-idola dia antara lain Louis Pasteur dan Marie Curie - “orang-orang yang menemukan sesuatu” - dan dia juga senang melahap buku-buku sains popular seperti Microbe Hunters karangan Paul de Kruif.

Trudy kuliah di Hunter College, kala itu sekolah khusus wanita bagian dari perguruan tinggi City College of New York. Kompetisi untuk masuk sangat besar, tapi beruntung nilai-nilainya sangat tinggi. Untungnya lagi, dia tidak perlu membayar sepeser pun. Lulus tahun 1937, Trudy Elion mendaftar ke 15 program pasca sarjana tetapi tidak mendapatkannya satu pun. Kelak di kemudian hari, dia sadar bahwa dia mengalami pendiskriminasian karena dia seorang wanita.

Karena tidak dapat melanjutkan pendidikannya, Trudy bekerja serabutan dan apa adanya. Setelah mengambil kursus sekretaris selama 6 minggu, dia sempat bekerja mengajar biokimia ke para calon perawat selama tiga bulan. Dia juga pernah bekerja di laboratorium seorang kimiawan secara gratis untuk belajar. Dengan uang hasil kerjanya, Trudy berhasil menyisihkan biaya satu tahun kuliah S2 di New York University. Untuk membiayai hidup, dia bekerja sebagai resepsionis di klinik seorang dokter. Sempat pula dia bekerja sebagai tenaga pengajar pengganti di sekolah-sekolah menengah umum di kota New York. Malam hari dan akhir pekan, waktunya dihabiskan untuk menyelesaikan pendidikan lanjutannya.

Melalui kenalan bapaknya, akhirnya Trudy mendapat kesempatan melamar kerja di perusahaan farmasi Burroughs Wellcome (BW). George Hitchings, kimiawan yang mewawancarai dan menerima Trudy, di kemudian hari menjadi pembimbingnya dan salah satu orang-orang terdekat Trudy.

Sebagai seorang ahli asam nukleat (nucleic acid) lulusan Universitas Harvard, Hitchings tidak menyukai cara tradisional (trial-error) untuk menemukan obat. Dia menginginkan suatu pendekatan rasional yang berbasiskan pengetahuan akan pertumbuhan sel-sel. Semua sel-sel memerlukan asam nukleat untuk berkembang biak, tetapi sel-sel bakteri, tumor dan protozoa memerlukan jumlah yang banyak untuk menunjang perkembangan mereka yang cepat. Hitchings menghipotesis, sel-sel ganas ini berarti sangat rawan terhadap ganguan pada siklus hidup mereka.

Di tahun 1950, setelah lebih kurang 6 tahun bekerja di BW, Trudy berhasil mensintesis dua obat kanker. Yang pertama adalah senyawa purine yang menghalang pembentukan sel-sel leukemia. Ketika diuji coba pada hewan, obat ini bekerja dengan sangat cemerlang. Rumah sakit Sloan-Kettering Memorial mencobanya kepada dua pasien leukemia. Salah satunya adalah seorang wanita bernama J.B. Selama 2 tahun J.B. menunjukkan kondisi yang membaik sehingga para dokter menyetop pemberian obat. Dia bahkan menikah dan melahirkan seorang anak. Tetapi kemudian penyakitnya kambuh lagi dan meninggal dunia.

Peristiwa ini memberikan dampak emosional terhadap Trudy. “Kami melihat keringanan penyakit yang memberikan rasa suka cita, tapi kemudian penyakitnya kambuh lagi.” Hal ini memacu Trudy untuk mempelajari biokimia senyawa tersebut untuk lebih mengerti cara kerjanya. Pada akhirnya dia berhasil membuat dan menguji coba lebih dari 100 senyawa purine. Salah satunya, adalah senyawa 6-mercaptopurine (6- MP), di mana dia menggantikan atom oksigen dengan atom sulfur.

Uji coba obat ini pada tikus-tikus yang memiliki tumor menunjukkan hasil yang baik. Bukan saja tumor-tumor tersebut tidak bertumbuh, tetapi juga tikus-tikus ini bisa hidup dua kali lebih lama dibanding tikus-tikus lain yang tidak disembuhkan dengan 6-MP. Ketika obat ini diketahui dapat menyembukan pasien leukemia, FDA langsung memberikan ijin untuk mengkomersialkannya dengan nama Purinethol.

Dengan sendirinya, 6-MP tidak dapat menyembuhkan leukemia. Tetapi kombinasi obat ini dengan terapi kanker lainnya, termasuk pemberian thioguanine (senyawa yang Trudy juga sintesis) dan beberapa obat lainnya dapat membuat pengidap penyakit ini mengalami pembaikan. Setelah itu, selama beberapa tahun terapi sekitar 80% pasien dapat tersembuhkan.

Melihat para pasien leukemia yang membaik karena obat temuannya, terutama anak-anak, Elion berujar, “Kebahagiaan apa lagi yang lebih indah selain melihat hasil kerja Anda memiliki efek yang besar terhadap hidup orang-orang? Kami mendapat surat-surat dari berbagai orang, dari anak-anak pengidap penyakit leukemia. Anda tidak dapat mengalahkan perasaan yang didapatkan dari anak-anak itu.”

“Ini seperti menjadi dokter secara tidak langsung, Anda melakukan sesuatu terhadap orang-orang itu.” Trudy menjelaskan lebih lanjut. “Yang menjadi penengah itu para dokter, tapi perasaan gembira itu saya yang lebih merasakan karena saya tahu saya memberikan alatnya. Jadi ketika ada hadiah Nobel, semua orang menanyakan, ‘Bagaimana perasaan Anda menerima hadiah Nobel?’ Dan saya katakan, ‘Sangat senang, tetapi ini bukan berarti segalanya.’ Saya tidak mengecilkan nilai hadiah tersebut. Hadiah Nobel telah berlaku banyak untuk saya, tapi kalaupun tidak menerimanya, tidak akan ada bedanya bagi saya.” Upah hasil kerja kerasnya adalah menyembuhkan pasien-pasien.

Diterjemahkan dan disadur dari:
“Gertrude B. Elion”, Nobel Prize Women in Science oleh Sharon B. McGrayne

http://www.chem-is-try.org

Fenomena Leukemia

Di Belanda setiap tahun sebanyak 120 anak didiagnosa menderita leukemia. Dengan demikian leukemia menjadi penyakit kanker nomor satu pada usia belia.

Leukemia adalah penyakit keganasan sel darah yang banyak diderita anak maupun dewasa. Ada beberapa jenis leukemia. Leukemia lymphoblastic akut banyak diderita anak, sementara leukemia myeloid blastic akut lebih banyak diderita orang dewasa.

Leukemia paling sering melanda anak-anak antara usia empat sampai lima tahun dan lebih sering ditemukan pada anak laki-laki ketimbang perempuan. Di Belanda, 80 persen anak-anak penderita leukemia limphoblastic akut bisa disembuhkan.

Penyebab belum jelas
Sampai sekarang penyebab leukemia belum jelas dan masih terbatas pada hipotesis-hipotesis yang ada, apakah disebabkan radiologi, insektisida, atau makanan instan misalnya.

“Tapi yang sangat menarik,” ujar Edi Supriadi, “adalah bahwa kenaikan penyakit leukemia di Amerika, sebanyak satu persen per tahun. Itu luar biasa banyak,” kata Edi. Edi sedang berada di Belanda dalam rangka menulis disertasi tentang leukemia dari aspek epidemiologi dan diagnosisnya.

“Coba bayangkan kalau satu persen per tahun, kemudian sepuluh tahun berapa? Sepuluh persen naiknya.”

Apa sebenarnya gejala dan tanda penderita leukemia pada anak?

“Gejalanya sebenarnya tidak begitu khas. Anak biasanya demam-demam ringan, sakit sendi, sakit pada otot-otot, kemudian berangsur-angsur pucat. Kemudian ada suatu kondisi di mana perutnya lebih besar karena ada pembesaran hepar atau hati dan limfa di situ.”

Leukemia kemudian bisa dideteksi dari hasil pemeriksaan darah di laboratorium, kata Edi.

Makanan perlu diperhatikan
Di Yogyakarta, kata Edi, dibangun gedung perawatan anak-anak dengan kanker, terutama leukemia. Memang di Jakarta sudah ada, yakni rumah sakit Dharmais, tapi itu lebih untuk penderita kanker secara umum.

Edi menganjurkan agar penjenguk penderita leukemia di rumah sakit juga memperhatikan makanan yang dibawa.

“Kita harus hati-hati supaya jangan sampai makanan itu terkontaminasi. Di budaya kita orang suka membawa makanan dari rumah atau jajan di luar kemudian dibawa ke rumah sakit, itu mereka lebih senang daripada makanan yang disediakan rumah sakit sendiri.”

Padahal makanan rumah sakit itu terkontrol. Sedangkan makanan dari luar tidak diketahui proses masaknya.

“Pemasakan kita nggak tahu. Proses transportasi dari warung ke rumah sakit, kita nggak tahu, apakah terkontaminasi. Padahal anak-anak yang sedang dirawat dengan penyakit kanker atau leukemia terutama itu, dalam kondisi di mana sistem ketahanan tubuhnya sangat lemah.”

Leukemia bisa disembuhkan, kata Edi. Tapi angka kesembuhan bervariasi.

“Di negara-negara yang sudah maju, angka kesembuhan pada akut limfoblastik leukemia ini kira-kira 80 sampai 90 persen, bahkan ada yang 94-95 persen. Tetapi di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, problem tersendiri. Kita baru mencapai 30-40 persen.”

Merawat anak-anak penderita leukemia membutuhkan suatu perawatan pendukung yang bagus.

“Dengan mengontrol supaya jangan terjadi infeksi. Bagaimana dia nutrisinya sendiri. Itu adalah problem tersendiri bagi negara sedang berkembang.”

Perawatan kunci utama
Perawatan menjadi kunci utama di samping kemoterapi, kata Edi. Selain itu si pasien perlu banyak beristirahat, yang, kalau melihat budaya di Indonesia, bisa dikatakan hampir mustahil.

“Budaya kita di Indonesia bahwa seorang anak dikunjungi oleh lebih dari satu orang, misalnya bapak dan ibu. Dan yang berkunjung biasanya berduyun-duyun satu RT satu kampung datang ke situ. Itu yang sebenarnya kita harus waspadai benar. Karena dalam kondisi daya tahan minimal, dia akan sangat rentan dan orang yang keluar masuk tanpa cuci tangan akan mudah menularkan bakteri yang dia bawa.”
Edi Supriadi berharap disertasinya sudah bisa selesai tahun 2011 dan bisa bermanfaat bagi pihak kedokteran dan peneliti di Indonesia.

“Saya kira kita harus memotret, terutama untuk mengobati suatu masalah, kita harus tahu permasalahannya dulu. Itu yang saya lakukan, memotret kondisi leukemia di Indonesia.”

http://www.rnw.nl

Terapi Leukemia, Dari Kemoterapi Hingga Era Stem Cell Therapy

Leukemia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah bening. Sebagian besar pasien leukemia menjalani kemoterapi yaitu jenis pengobatan dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel leukemia. Tergantung pada jenis leukemia, pasien bisa mendapatkan satu atau kombinasi dari dua obat atau lebih. Pada jenis penyakit leukemia tertentu dilakukan terapi biologi untuk meningkatkan daya tahan alami tubuh terhadap kanker. Terapi ini diberikan melalui suntikan di dalam pembuluh darah balik. Bagi pasien dengan leukemia limfositik kronis, menggunakan terapi biologi jenis antibodi monoklonal yang akan mengikatkan diri pada sel-sel leukemia. Terapi ini memungkinkan sistem kekebalan untuk membunuh sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum tulang. Bagi penderita dengan leukemia myeloid kronis, terapi biologi yang digunakan adalah bahan alami bernama interferon untuk memperlambat pertumbuhan sel-sel leukemia. Jalan terapi selanjutnya dapat dilakukan melalui radioterapi dengan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia. Sebuah mesin besar mengarahkan radiasi pada limpa, otak, atau bagian lain dalam tubuh tempat menumpuknya sel-sel leukemia ini. Beberapa pasien mendapatkan radiasi yang diarahkan ke seluruh tubuh. Iradiasi seluruh tubuh biasanya diberikan sebelum transplantasi sumsum tulang.

Terobosan terbaru adalah transplantasi sel induk / sel tunas (stem cell). Contoh penggunaan terapi stem cell yang sudah sering didengar adalah tranplantasi sumsum tulang untuk penderita keganasan hematologis seperti leukemia maupun kelainan genetik seperti thalassemia. Kesulitan cara ini adalah pemenuhan syarat mutlak kecocokan HLA (Human Leucocyte Antigent) 100% antara donor dan resipien (penerima). Di samping stem cell dari sumsum tulang, diusahakan pula stem cell dari darah tepi dengan teknik penyaringan tertentu.

Sumber utama stem cell dalam tubuh tampaknya bukan sumsum tulang, melainkan cairan ari-ari (umbilical cord blood). Perkembangan sumber stem cell mencapai ke arah yang lebih baik yaitu dari darah tali pusat. Stem cell dari darah tali pusat cenderung lebih baik, karena lebih “murni” dari perubahan ciri genetik daripada setelah tumbuh dewasa. Perubahan genetik tersebut bisa terjadi oleh pengaruh infeksi ataupun faktor lingkungan (misalnya radiasi). Sel tunas pada ari-ari lebih segar, lebih plastis, dan lebih aktif ketimbang sel tunas dari sumber lain. Meskipun demikian, sel terbaik untuk dijadikan sumber stem cell adalah sel embrionik manusia, yang muncul pada embrio bayi yang berumur sekitar 7 hari. Sel ini merupakan sel-sel blastosit yang paling gesit. Namun, sampai saat ini, pengambilan sel tunas dari sumber ini masih menjadi kontroversi karena hal tersebut sama dengan membunuh sang janin.

Pada umumnya, Stem cell terletak di area tersembunyi yang kurang oksigen pada sumsum tulang. Sel-sel ini muncul ketika tubuh mengalami luka, menuju ke dalam sel otak ketika terjadi stroke, menyelinap ke sel darah merah ketika nyeri akibat leukemia muncul, dan seterusnya. Salah satu kelebihan sel tunas ini yaitu meski disuntik ke berbagai pembuluh darah, ia tak pernah lupa jalan pulang ke sel awalnya (sel yang mengalami cedera). Darah tali pusat juga belum mengandung sel-sel imun yang relatif matur, sehingga reaksi penolakan imunologis lebih rendah. Dengan demikian, darah tali pusat bisa ditransplantasikan ke pasien lain tanpa harus mendapatkan kecocokan HLA 100%. Kecocokan sekitar 60% sudah mampu mencegah reaksi penolakan. Dalam perkembangannya, tentu bukan hanya penyakit darah yang diharapkan bisa diatasi dengan terapi stem cell.

http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia

Senin, 04 Mei 2009

Apa Kata Mereka Tentang Leukemia?

Penderita Leukemia

KESAKSIAN PENDERITA LEUKEMIA / KANKER DARAH

Saya Muhammad Hendra, saat menulis riwayat ini berumur 27 tahun. 4 bulan yang lalu setelah acara pernikahan saya pada tanggal 8 maret 2003, saya mengalami penurunan kondisi tubuh.

Tubuh terasa semakin lama semakin melemah dan akhirnya harus mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Borromeus.

Setelah melalui tes darah pada tanggal 23 Maret 2003 hasil laboratorium menunjukan data :

leukosit mencapai : 142.000 mm3 dengan Hb : 10 gr% dan Trombosit : 7000.

Selama di Rumah Sakit saya ditangani dengan baik oleh seorang profesor ahli penyakit dalam dan Hematologi. Dari beliau saya dinyatakan mengidap penyakit LEUKEMIA KRONIS. Saya dirawat di Rumah Sakit selama 2 minggu ditemani istri tercinta tanpa tahu apakah penyakit saya ini bisa disembuhkan atau tidak.

Setelah 2 minggu saya di rumah sakit Boromeus, saya diperbolehkan untuk pulang namun dengan kondisi yang masih belum normal dimana kondisi leukosit : 25.000 mm3 , Hb : 8 gr% , Trombosit ; 75.000, dan harus masih mengkonsumsi obat : Hydrea (3 x 1), Cravit (2 x 1) dan Norvast (2 x 1), dan saya diwajibkan kontrol setiap 2 minggu sekali ketempat praktek Bapak Profesor yang merawat saya tersebut diatas.

Pada tanggal 11 April 2003 Hb semakin menurun hingga 5 gr %, Leukosit 14.250 mm3 dan trombosit 85.000. Kondisi tubuh semakin melemah dimana saya hanya bisa berbaring saja ditempat tidur karena jangankan untuk berjalan, berdiri saja hampir tidak mampu saya lakukan.

Suatu hari kedua orang tua saya yang tinggal di Aceh datang ke Bandung dan memperoleh informasi tentang seni pernapasan tenaga dalam Bio Energy Power dari pendirinya, saya dianjurkan oleh orang tua saya untuk menghadap kepada Bapak Harry J Angga pendiri & pencipta Bio Energy Power.

Pada tanggal 14 April 2003 saya dengan kondisi yang sangat lemah menghadap langsung kepada Bapak Harry J Angga guna memperoleh penjelasan yang lengkap akan Bio Energy Power. dengan sabar beliau menjelaskan kepada saya tentang apa itu Bio Energy Power ,bagaimana mekanisme kerjanya dan pada akhirnya beliau memberikan saran agar saya :

  • Tetap melakukan kontrol dengan teratur sesuai jadwal yang ditentukan Bapak Profesor yang menangani penyakit saya dan melakukan latihan Bio Energy Power dengan rutin 3 kali sehari

Dengan keyakinan ikhtiar untuk sembuh adalah kewajiban saya, maka terhitung mulai hari itu selain obat yang diberikan dokter, saya mengikuti latihan Bio Energy Power dan disiplin melakukan latihan 3 kali sehari sesuai yang dianjurkan.

Alhamdulillah pada 3 hari pertama saya latihan badan terasa lebih segar, lebih bertenaga dan mampu berjalan dengan baik.

Pada tanggal 25 April 2003 setelah kondisi saya semakin membaik seseorang memberikan obat ramuan cina yang diyakininya akan mampu mengobati penyakit saya dan setelah saya makan obat tersebut kembali kondisi saya memburuk menjadi lemas dan muntah muntah dan setelah dilakukan pengecekan di laboratorium kondisi Hb saya masih 6,3 gr%, Leukosit 2500 mm3, trombosit 125.000, akhirnya setelah saya berdiskusi dengan Bapak Harry J Angga maka saya putuskan untuk menghentikan semua pengobatan kecuali :

  1. Memakan obat yang diberikan dokter

  2. Melakukan latihan Bio Energy Power dengan rutin 3 kali sehari.

Semakin lama badan terasa mulai membaik tepatnya dan tanggal 9 mei 2003 hasil pemeriksaan laboratorium saya menunjukan perbaikan dimana Hb: 9,7 ; Lkst: 6400; Trb:215.000, bapak Prof Dr yang menangani penyakit saya mulai mengurangi pemberian obat obatan dan masa kontrol saya yang tadinya 2 minggu sekali dirubah menjadi sebulan sekali, bahkan hasil lab pada tanggal 9 Juni 2003 menunjukan angka yang membaik dimana Hb:12,2 ;Lks:5700;Trb:235000.

Pada tanggal 8 Juli 2003 kembali saya ke lab dan hasil lab menunjukan angka yang memburuk dimana Hb : 11,9; Lkst: 14.700; Trbst: 165.000 berdasarkan hasil lab tersebut saya diskusikan dengan Bapak harry J Angga dan menurut Bapak Harry J Angga, pola makan yang kurang teratur serta stress dalam pekerjaan saya membuat kondisi saya kembali memburuk.

Atas saran beliau saya mengambil cuti bekerja dan konsentrasi dalam berlatih Bio Energy Power dengan tetap meminum obat obatan yang diberikan dokter.

Alhamdulillah pada tanggal 21 Juli 2004 saya kembali menghadap Bapak Profesor Dr yang merawat saya dengan hasil Lab leukosit yang menurun menjadi 8500 mm3, beliau menyatakan saya sudah sembuh ( remisi ) untuk sementara sehingga saya akhirnya hanya diberi vitamin Surbex Z.

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk dapat hidup dengan normal dan terima kasih saya kepada Bapak Prof Dr Iman Supandiman dan Bapak Harry J Angga yang telah dengan sabar memberikan pengobatan serta bimbingan kepada saya, sehingga saat ini kehidupan saya berjalan dengan normal dimana saya sudah mulai bekerja dan mampu melakukan kegiatan saya sebagai kepala keluarga dan suami dengan baik.

Untuk rekan rekan saya yang senasib dengan saya ( penderita Leukemia Kronis ) saya berpesan :

YAKINLAH BAHWA HANYA TUHAN YANG BISA MENYEMBUHKAN KITA & YAKINLAH KESEMBUHAN HANYA AKAN DIBERIKAN TUHAN APABILA KITA BERJUANG DENGAN SUNGGUH - SUNGGUH DENGAN CARA YANG BENAR.

Hormat saya;

Hendra


http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia

Waspada Leukimia

Leukimia belum diketahui penyebabnya. Penyakit leukimia merusak sel-sel darah putih atau dalam bahasa kedokteran disebut sebagai white blood cell (WBC). Dengan pengenalan dan penanganan dini, kesempatan untuk sembuh dari penyakit ini akan lebih baik. Berikut ini adalah gejala-gejala awal dari penyakit leukimia yang perlu Anda ketahui:

1. Anda sering merasa lelah? Leukimia dapat menyebabkan Anda mudah lelah, karena peningkatan produksi sel-sel darah putih mengakibatkan penyerapan energi yang besar dari tubuh.

2. Apakah berat badan Anda terus berkurang? Apakah Anda makan dengan porsi seperti biasanya, namun pakaian Anda semakin longgar? Leukimia menyebabkan berat badan berkurang, karena peningkatan produksi sel darah putih menyerap banyak kalori tubuh Anda.

3. Catat dan rasakan frekuensi sakit kepala/pusing dan kadang memunculkan rasa bingung. Peningkatan produksi sel darah putih yang tidak normal kemungkinan meresap ke sistem syaraf pusat.

4. Apakah Anak Anda seringkali berdarah, mimisan atau muncul lebam-lebam di beberapa bagian tubuhnya? Hal ini merupakan gejala umum penyakit leukimia pada anak. Disamping itu muncul bintik-bintik merah pada bagian tubuhnya, yang merupakan gejala umum leukimia anak yang lain, terkait dengan limpa dan pembengkakan hati.

5. Periksa jenis kepucatan Anda. Apakah anda kecerahan dan kebinaran wajah Anda mulai redum? Hal ini juga merupakan gejala umum leukimia. Peningkatan produksi sel darah putih yang tidak normal kemungkinan ‘mendesak’ sel darah merah anda, sehingga membuat anda menjadi seperti kurang darah.

6. Periksalah kelenjar getah bening Anda. Rasakan sesuatu di di bawah ketiak Anda atau tenggorokan atas Anda. Apakah Anda merasakan benjolan atau semacam pembengkakan di sana? Pembengkakan gejala getah bening merupakan gejala penyakit leukimia

7. Cobalah untuk merasakan dan mengingat-ingat apakah Anda pernah mendapati infeksi ringan namun tak kunjung sembuh? Walaupun tubuh Anda terus memproduksi sel darah putih, sebagai anti body tubuh anda terhadap infeksi., namun sel-sel darah putih yang diproduksi dari tubuh seseorang yang terkena leukimia tidak sempurna dan tidak dapat melindungi tubuh Anda.

8. Periksalah limpa Anda dengan cara: berbaringlah Anda di tempat tidur, letakkan telapak tangan Anda pada perut sebelah kiri, di bawah tulang rusuk. Rasakan apakah ada benjolan-benjolan kecil disana. Hal ini termasuk gejala leukimia.

9. Rasakan, apakah Anda sering berkeringat di malam hari disertai nyeri pada tulang dan perut mual/kembung. Waspadilah, karenatanda-tanda tersebut merupakan gejala leukimia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia

Apa Itu Leukemia?

Leukimia atau sering dikenal dengan kanker darah acapkali ditemukan pada anak-anak. Penyakit ini berawalkan gejala gejala yang biasa dan orangtua menganggap anak nya hanya mengidap penyakit ringan. Akan tetapi jika terlambat saja ditangani, maka akan sulit ditangani...

Leukimia bukanlah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, dengan teknologi pengobatan saat ini memungkinkan leukimia sembuh total hingga 90 %, akan tetapi memang leukimia bukanlah penyakit yang bisa disemuhkan dalam waktu 1 atau dua minggu, leukimia bisa diobati dengan protokol kemoterapi dan memakan waktu 1-2 tahun.

Hal ini menuntut kesabaran dan kerjasama dari pasien, orang tua dan dokter untuk kesembuhan pasien serta kebaikan bersama. berdasarkan yang saya pahami ada beberapa ciri-ciri gejala leukimia, antara lain :
1. demam berkepanjangan
2. tulang-tulang sakit
3. sendi-sendi menghitam, terutama pada bagian sendi tangan
4.telapak tangan memutih ( haemoglobin turun )
5.lemas dan mudah lelah

jika indikasi ini terjadi, sangat diharapkan bisa langsung di rujuk ke dokter spesialis, biasa dikenal dengan bidang oncology atau hematologi, diagnosa dini dengan pengambilan sumsum tulang belakang sangat diharapkan bisa mencegah sel-sel kanker menyebar, atau pada beberapa tempat, leukimia bisa terdeteksi awal dengan cek darah pada indikasi BLAST

pasien dan orang tua yang mengalami leukimia sangat diharapkan bisa sabar dan tabah mengahadapi penyakit ini, karena dua kata kunci inilah yang bisa menyelamatakan anak. selanjutnya pasien leukimia akan tampak sehat pada kemoterapi pertama atau kedua, akan tetapi sesungguhnya beliau belum sembuh benar, terus obati pasien hingga tuntas, jangan berhenti sebelum protokol pengobatan yang diberikan dokter usai, walaupun anak sudah tampak sehat dan bugar

selanjutnya, setelah pasien sehat (atau bahakan ketika pasien sedang dalam pengobatan), anggaplah anak anda sebagai anak sehat pada umumnya, jangan beda-bedakan beliau dengan teman sepantaranya, rasa percaya diri dan keyakinan bahwa dia sudah sehat adalah sebuah motivasi tertentu yang bisa mempercepat proses pemulihan

sejauh apa yang saya pahami, leukimia bukanlah penyakit genetik , akan tetapi penyakit akibat berbagai faktor, oleh karena itu pastikanlah anak anada makan makanan yang sehat serta kurangi media-media elektronik yang mengeluarkan radiasi..

save our children from leukimia
kenali sejak dini !!!

http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia

Leukimia Penyakit Berbahaya

Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel leukimia.

Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut.

Leukimia merupakan keganasan hemopoietik yang mengakibatkan proliferasi klon yang abnormal dan sel bakal mengalami transformasi leukimia, terjadi kelainan pada diferensiasi dan pertumbuhan dari sel limfoid dan mieloid.

Diagnosa leukimia akut dapat ditegakkan dari pemeriksaan hematologi Hb, leukosit, tulang, yaitu tipe leukimia akut berdasarkan klasifikasi FAB.
Latar belakang

Leukimia adalah suatu penyakit yang dikenal dengan adanya proliferasi neoplasitik dari sel-sel organ hemopoietik, yang terjadi sebagai akibat mutasi somatik sel bakal (stem cell) yang akan membentuk suatu klon sel leukimia.

Penyakit kanker darah (leukimia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak. Namun, penanganan kanker pada anak di Indonesia masih lambat. Itulah sebabnya lebih dari 60% anak penderita kanker yang ditangani secara medis sudah memasuki stadium lanjut.

Leukimia merupakan keganasan hemopoietik yang mengakibatkan proliferasi klon yang abnormal dan sel bakal mengalami transformasi leukimia, terjadi kelainan pada diferensiasi dan pertumbuhan dari sel limfoid dan mieloid.

Diagnosa leukimia akut dapat ditegakkan dari pemeriksaan hematologi Hb, leukosit, tulang, yaitu tipe leukimia akut berdasarkan klasifikasi FAB.

ISI

Pewarnaan sitokimia dapat menkonfirmasi asal leukimia akut apakah dari limfoid atau mieloid. Dengan pemeriksaan immunopheno-typing diagnosis leukimia akut dapat diketahui apakah mieloid atau limfoid, bahkan LLA dapat didiferensiasi lebih lanjut apakah dari sel T ataukah sel B. Pemeriksaan sitogenik akan memberi petunjuk ada/tidaknya aberasi kromosom.

Telah dilakukan penelitian pada delapan subyek Leukimia akut, terdiri dari empat anak-anak, seorang remaja, dua dewasa dan seorang Manula (tiga orang perempuan dan lima orang laki-laki). Umur berkisar antara 4-82 tahun.

LMA terdapat pada empat subyek, anak tigabelas tahun LMA-M3, dua dewasa LMA-M2 dan seorang Manula LMA-M2. LLA sel T pada dua subyek, seorang anak dan seorang dewasa. LLA sel B pada dua subyek, seorang anak dan seorang dewasa. LLA sel T ditandai adanya CD3, CD5, dan CD7; LLA sel B ditandai adanya CD10, CD 19, CD20, CD22 dan HLA-DR. lMA ditandai adanya CD13 dan CD33.

Bila immunophenotyping (pada tujuh subyek) digunakan sebagai gold-standard untuk diagnosis leukimia akut, maka diagnosis berdasar pemeriksaan HB, leukosit, trombosit, hitung jenis dan morfologi sediaan apus darah tepi dan atau sumsum tulang sensitivitasnya adalah 71,4%. Pewarnaan sitokimia terdiri dari MPO, SBB, PAS, esterase spesifik dan esterase non-spesifik sensitivitas 100%.

Pemeriksaan sitogenetik pada enam subyek, semuanya menunjukkan aberasi kromosom. Trisomi 21 terdapat pada tiga subyek (50%), terdapat dua subyek dengan “abberrant expression”, yaitu disertai ekspresi sel mieloid pada LLA sel B dan ekspresi sel B pada LLA sel T.

Terdapat dua subyek dengan aberasi kromosom yang belum ditemui dalam literatur, yaitu 21, t(6;11)(q27;q23) pada anak LMA-M3 dan 17, 21, t(2;6)(q34;q26) pada remaja LLA sel B.

KOMPILIKASI YANG TERLIBAT DALAM LEUKIMIA KRONIK

1. Pembengkakan nodus limpa di leher, ketiak,perut,atau kemaluan.

2. Rasa sakit yang teruk terutamanya di bawah sternum.

3. Rasa letihan dan lesuan

4. Kehilang berat tanpa sebab tertentu.

5. Demam

6. Menerima lebam dengan senang.

7. Rasa sakit pada tulang.

8. Kadar pernafasan rendah( shortness of breath).

9. Kehilangan daya untuk makan.(loss of diet).

10. Dalam kes-kes yang teruk akan menyebabkan kematian.

11. Petechiae(pembentukan bintik-bintik merah dan kadang kala berbentuk tajam di bawah permukaan kulit yang disebabkan oleh pendarahan)

Gejala:

sakit kepala, mual, muntah, kesadaran menurun dan kejang. ”Gejala lainnya berupa pucat mendadak tanpa diketahui sebabnya, panas, terjadi perdarahan, nyeri sendi sampai kepada gagal ginjal. Hati mengalami pembengkakan demikian juga testis mengalami pembesaran.”

Pencegahan:

Melakukan deteksi dini kanker untuk pencegahan. ”Pencegahannya dengan mengonsumsi vitamin A dan C, buah maupun sayuran yang kaya akan serat.”

Pengobatan:

Cara Pengobatan
Pengobatan kanker darah akut (leukemia akut) menurut Mediayarti bertujuan kuratif atau paliatif: Pengobatan kuratif meliputi:
1. Siteroduksi dengan obat sitostatika mulai dari kombinasi sitosttika yang ringan hingga yang agresif dengan membutukan “rescue” sel iduh darh penderitah dari darah perifer untuk penyelamat pada ablasi sumsum tulang.
2. Transplantasi sel induk darah allogeni atau autologus dari sumsum tulang, darah perifer atau tali pusar.
3. Suportip
Melalui transfusi darah, pemberian vitamin B6 dan 12, zat besi, gizi yang cukup, antibiotik dan anti jamur bila ada indikasi. Sedangkan pengobatan leukemia kronik tergantung pada jenis dan fase atau stadium mana penderita ditemukan.

http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia